Epicentrum Geopolitik Global


Pada 1930-an, Bung Karno mengingatkan bahwa kawasan Asia Pasifik kelak akan menjadi kawasan strategis : “Bahwa Asia-Pasifik akan jadi pusat-nya dunia, perang lautan teduh adalah babak pembuka Kemerdekaan Asia Raya. Kelak Eropa hanya jadi benua tua yang sakit-sakitan sementara Asia Pasifik akan tumbuh bak gadis molek yang menghantui setiap pikiran ‘lelaki.’

Saat ini era Asia Pasifik itu telah datang. Geopolitik global adalah Asia Pasifik. Dan epicentrum geopolitik di Era Asia Pasifik adalah Indonesia.

Karena itu, sudah seharusnya para pemangku kepentingan (stakeholders) kebijakan luar negeri mempertimbangkan nilai strategis Indonesia secara geopolitik, dan menjadikannya sebagai landasan penyusunan kebijakan-kebijakan strategis terkait politik luar negeri dan perekonomian nasional. Sehingga bisa memainkan peran aktif dan aktor yang sadar geopolitik, dalam mengantisipasi terjadinya pergeseran konsentrasi pertarungan global dari kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah ke Asia Pasifik.

Namun kegagalan pemerintah dan korupsi yang semakin akut, membuat banyak kalangan menjadi pesimis akan terjadinya perubahan yang positif bagi Indonesia. Negeri kaya namun rakyatnya banyak yang terlunta-lunta.

Indonesia, telah dan akan dijadikan ajang pertarungan bersama oleh kaum adidaya dunia, baik kini maupun ke depan menggantikan posisi Heartland. Mereka tidak hanya mencukupkan diri menggempur Indonesia secara ekonomi dan politik, tapi juga masuk ke ranah budaya dan gaya hidup.

Perlu dipahami bersama, itulah yang sekarang tengah berproses masif, sistematis dan konsepsional – strategis di kalangan adidaya terkait perpindahan epicentrum geopolitik global.

Bangsa Indonesia mesti sadar akan hal ini, sehingga mampu menyusun strategi dan langkah yang efektif guna menghadapi gempuran dari pihak-pihak asing tersebut, akibat seksinya geopolitik dan geostrategis Indonesia.

Sudah menjadi takdirnya, Indonesia berada pada posisi strategis di Asia Pasifik.

Prijanto Rabbani
Director Centre for Strategic and Policy Studies
Founder Prijanto Rabbani Institute

IG : @PrijantoRabbani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar