Berhati-hatilah dengan Pujian


Pujian dalam takaran tertentu punya pengaruh positif. Dalam manajemen, dikenal istilah punishment dan reward : hukuman dan penghargaan.

Sebuah kesalahan akan cepat terkikis jika ada hukuman. Dan sebaliknya, sebuah prestasi berpotensi akan terus meningkat jika ada penghargaan. Dan penghargaan inilah sebagai bentuk lain dari pujian.

Masalah akan muncul jika pujian bukan lagi sebagai sarana, tapi tujuan. Pujian jenis ini bisa dibilang sebagai penyakit. Apapun bisa dikorbankan, asal bisa mendapat pujian. Biasanya, orang yang rawan terhinggap penyakit ini adalah mereka yang tergolong orang besar, orang pintar, kaya, pejabat, dan sebagainya.

Orang yang cinta pujian selalu ingin terlihat lebih. Termasuk saat menyampaikan gagasan, usulan, dan sejenisnya. Karena terdorong ingin terlihat lebih, tidak heran jika sesuatu yang sebenarnya tergolong rahasia bisa keluar begitu saja dari mulutnya. Tanpa beban!.

Di satu sisi, orang memang akan menilainya lebih. Dan pujian pun mengalir. Tapi, ada kelemahan yang mudah terbaca :"Berikan saja pujian, dia akan memberikan apapun yang anda minta."

Salah satu yang membuat takluk Abu Sufyan saat pengepungan Makkah adalah isi pengumuman Rasulullah : "Siapa yang masuk Masjidil Haram, ia aman. Dan sapa yang massue rumah Abu Sufian, ia juga aman." Dan itu salah satu bentuk pujian.

Sedemikian dahsyatnya pengaruh pujian, sampai-sampai Rasulullah pernah mengatakan, "Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang suka memuji dan menyanjung-nyanjung." (HR. Muslim).

Berhati-hatilah dengan pujian, sesungguhnya pujian itu adalah penyembelihan, kata Rasulullah.

#Management
#PeopleDevelopement
#AmazingPeople
#RabbaniOptima









Tidak ada komentar:

Posting Komentar