Pemimpin, Cerminan dari yang Dipimpin



Pemimpin adalah gambaran dari yang dipimpin. Ungkapan ini adalah sebuah kata hikmah yang sering diungkapkan oleh para sejarawan dan ahli sosial.

Seakan ungkapan tersebut sudah menjadi kaidah baku dalam masalah kepemimpinan dan didukung oleh penelitian terhadap sejarah. Faktanya, hampir semua kelompok masyarakat atau negara itu dipimpin oleh orang yang sesuai dengan kualitas kebaikan masyarakatnya.

Jadi, setiap pemimpin adalah cerminan rakyatnya, sebagaimana ketika Allah Azza wa Jalla menjadikan Fir’aun sebagai penguasa bagi kaumnya, karena mereka sama seperti Fir’aun.

Allah berfirman :

Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. (QS. Az-Zukhruf : 54).

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa kaum Fir’aun adalah orang-orang fasik, oleh karena itu, Allah menjadikan orang yang seperti mereka sebagai penguasa mereka.

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “al-khafif" berarti orang dungu yang tidak beramal dengan ilmunya, dan ia selalu mengikuti hawa nafsunya.

Berkenaan hal ini, Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah menyampaikan sebuah pesan yang sangat menyentuh.

Beliau mengatakan, “Renungilah hikmah Allah Azza wa Jalla yang telah memilih para raja, penguasa dan pelindung umat manusia berdasarkan perbuatan rakyatnya, bahkan seakan perbuatan rakyat tergambar dalam perilaku pemimpin dan penguasa mereka.

Jika rakyat istiqamah dan lurus, maka akan lurus juga penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun jika rakyat berbuat zhalim, maka penguasa mereka juga akan berbuat zhalim pula.

Jika menyebar tindakan penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula pemimpin mereka. Jika rakyat bakhil dan tidak menunaikan hak-hak Allah Azza wa Jalla yang ada pada mereka, maka para pemimpin juga akan bakhil dan tidak menunaikan hak-hak rakyat yang ada pada mereka.

Jika dalam bermuamalah, rakyat mengambil sesuatu yang bukan haknya dari orang-orang lemah, maka pemimpin mereka juga akan mengambil sesuatu yang bukan haknya dari rakyatnya serta akan membebani mereka dengan berbagai beban tugas yang berat. Semua yang diambil oleh rakyat dari orang-orang lemah maka akan diambil paksa oleh para pemimpin dari mereka.

Jadi (karakter) para penguasa itu tampak jelas pada perilaku rakyatnya."

Sangat jelas hikmah ilahiyah, Allah mengangkat penguasa bagi orang jahat dan buruk perangainya dari orang yang sama dengan mereka.

Kezhaliman seorang pemimpin adalah musibah yang mengancam umat. Dan Allah sudah memberitahukan bahwa penyebab musibah adalah kesalahan umat.

#Leadership
#Management
#PeopleManagement
#AmazingPeople
#RabbaniOptima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar