Tiga Inovasi Pelayanan Publik Jabar Diadopsi di 17 Daerah


Tiga inovasi pelayanan publik Pemprov Jabar dijadikan pilot project pencegahan korupsi untuk 17 provinsi di Indonesia oleh KPK. Hal ini menjadi energi bagi Pemprov Jabar guna mengembangkan inovasi lebih baik lagi.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher tampak bangga soal aplikasi elektronik berbasis daring yang diterapkan pihaknya telah diadopsi daerah lain.

“Saya bersyukur dan berbangga jika aplikasi yang telah kita laksanakan dalam beberapa tahun belakangan ini bisa diadopsi oleh provinsi lainnya,” ujar Aher di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016).

Tiga inovasi yang diadopsi itu masing-masing aplikasi peningkatan pelayanan perizinan melalui program Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Untuk Publik (SIMPATIK), manajemen kepegawaian melalui sistem Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP), dan pendapatan daerah melalui e-Samsat. Inovasi tersebut sudah diterapkan sejak empat tahun.

“Proses sejak 2012 dan dilaksanakan pada 2014, dan sampai sekarang terus kita kembangkan. Secara resmi dapat diaplikasikan pada 2014,” kata Aher.

Inovasi pertama atau SIMPATIK, Aher menjelaskan, merupakan komitmen pemerintah dalam rangka menghadirkan proses perizinan yang akuntabel, sederhana, mempunyai kepastian waktu dan kejelasan prosedur. Aplikasi tersebut, sambung dia, tidak berbayar dan dapat dibagi kepada seluruh instansi PTSP yang dikembangkan sesuai kebutuhan.

“Keunggulan aplikasi SIMPATIK ini adalah pendaftaran permohonan perijinan secara online, e-tracking terhadap status perizinian, fasilitas pengaduan online, integrasi portal dan back office serta open source program,” tutur Aher.

Inovasi kedua atau TPP, menurut Aher, dilaksanakan sebagai salah satu upaya pengelolaan kepegawaian yang Bermutu, Akuntabel, Inovatif dan Kreatif (BAIK). Dia menerangkan, inovasi ini sudah ada sejak 2009. Pihak Pemprov Jabar telah mengembangkan transformasi honorarium, sebagai sistem Tambahan Penghasilan PNS (TPP) melalui sistem pengukuran kinerja daring. Aher mengklaim dari evaluasi penerapan inovasi ini mampu membuat manajemen kepegawaian lebih baik.

“Alhamdulillah telah menunjukkan tren manajemen kepegawaian yang baik, di antaranya orientasi aparatur dalam bekerja adalah kinerja sesuai dengan tugas jabatan, bekerja secara terencana, disiplin dan fokus. Ini juga memberikan motivasi bekerja lebih baik, atasan dapat menilai secara lebih objektif, dan aparatur lebih melek teknologi,” tutur Aher.

Inovasi ketiga ialah e-Samsat. Program e-Samsat diluncurkan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat wajib pajak sewaktu membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) tahunan.

“Wajib pajak bisa lebih tertib administrasi pajak kendaraan bermotor, bahkan menghilangkan praktik percaloan dan pungli. Ini juga bisa melakukan pencapaian peningkatan pendapatan daerah dalam sektor penerimaan PKB,” ujarnya.

Sejak digulirkannya program e-Samsat pada 2014, Aher melanjutkan, pendapatan dari sektor PKB untuk 2015 di Jabar mengalami peningkatan.

“Mencapai 5,3 trilun rupiah dan untuk total pendapatan sektor pajak seperti PKB, BBNKB, PBBKB, Pajak Permukaan Air, Pajak Cukai Rokok di tahun yang sama itu mencapai 14,6 triliun rupiah,” kata Aher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar