Mengambil Hikmah dari Sebuah Musibah


Gempa Aceh 6,5 skala Richter terjadi Rabu, 7 Desember 2016 pukul 05.03 WIB. Gempa yang menerpa wilayah Pidie Jaya ini membuat banyak bangunan roboh, tak sanggup menahan kuatnya gempa yang mengguncang. Gempa pagi itu juga merenggut korban jiwa, dilaporkan lebih dari 100 orang meninggal dunia. Puluhan ribu masyarakat kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi. Aceh berduka, Indonesia berduka. 

Atas musibah ini, sudah seharusnya rakyat Indonesia khususnya umat Islam untuk berempati dan bersimpati, mengulurkan tangan, bahu membahu meringankan beban penderitaan saudara-saudara di Aceh. Alhamdulillah, aksi kepedulian atas musibah gempa Aceh ini begitu masif terjadi diseluruh pelosok negeri. Ini jadi bukti, umat Islam dan rakyat Indonesia begitu kuat kepeduliannya kepada saudaranya yang tertimpa musibah. 

Rasulullah dalam hadisnya menyatakan: “Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

***

Watak asli bangsa ini adalah gotong royong. Membantu yang lemah dan berkesusahan. Dan gempa Aceh telah membuktikan, bangsa ini belum kehilangan jati dirinya yang luhur itu. 

Bagi orang Islam, membantu dan melepaskan kesusahan orang lain sangatlah dianjurkan, sebagaimana hadist Rasulullah : 

“Barangsiapa melepaskan dari seorang muslim satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan di dunia, niscaya Allah melepaskan dia dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa memberi kelonggaran pada orang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan akhirat, dan barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah menutupi aib dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hambaNya, selama hambaNya menolong saudaranya.” [HR. Muslim]


***

Tidaklah Allah menciptakan peristiwa atau kejadian sesuatu yang sia-sia. Manusia dianjurkan untuk merenung dan mengambil pelajaran dari berbagai macam peristiwa yang terjadi. Islam sangat mendorong umatnya untuk menggunakan potensi yang Allah berikan kepadanya; penglihatan, pendengaran, hati, dan panca indera lainnya agar difungsikan untuk merenung atas hikmah dibalik peristiwa. 

Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” [Qs. Al-An’am:11].

Ayat yang senada seperti ini sangatlah banyak di Al Quran. Dengan redaksi yang beragam, tapi kesimpulannya adalah satu, menggunakan pemberian Allah untuk merenung dan mengambil pelajaran yang berharga dari sebuah peristiwa. 

Pertama, Allah Penentu Kehidupan

“Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang (berada) di atas langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang?” [Qs. Al Mulk : 16]

Kedua, Mendekat Kepada Allah dan Bersemangat Beramal Sholeh

“Dan tiadalah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada ia mengerjakan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan tiadalah hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku (setelah menjalankan yang wajib) dengan amal-amal sunnah sehingga Allah mencintainya.” [HR. Bukhari]

Ketiga, Menjauhi Maksiat Karena Allah

“Sesunggungnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” [HR. Ahmad].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar