Gaya Hidup


Saat ini, orientasi tentang kemuliaan seseorang berubah. Sebagian besar masyarakat beranggapan kemuliaan ditentukan oleh jumlah harta yang dimiliki. Merek mobil yang dibawa, atau besarnya rumah yang ditinggali. Penilaian kemuliaan hanya berdasarkan materi.

Karenanya, sebagian besar masyarakat mencurahkan seluruh tenaga, waktu dan pikiran untuk mengejar simbol kemuliaan dunia. Pada akhirnya, akan menempuh berbagai cara untuk mendapatkannya.

Gaya hidup pun berubah. Berubah menjadi hedonisme, menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Korupsi, seks bebas, berjudi, minuman keras dan perilaku kotor lainnya akan lahir akibat gaya hidup hedonisme ini.

Bila mereka segera menyadari betapa gaya hidup tersebut sangat tidak tepat dan merugikan, mereka akan menyesal. Namun, sangat sedikit yang sadar dan menyesal. Yang ada justru menikmati dan menikmati. Dan akhirnya hidupnya dibelenggu oleh gaya hidupnya.

Pepatah Arab mengatakan, “Siapa yang berakal, niscaya ia akan ridha terhadap dunia yang hanya secukupnya. Ia tidak sibuk mengumpulkannya. Namun ia sibuk mengerjakan pekerjaan akhirat, karena akhirat adalah negeri yang pasti dan negeri kenikmatan. Sedangkan dunia adalah negeri yang fana (akan hancur). Dunia adalah penipu dan pembuat bencana.”

Bila Anda termasuk orang yang terbelenggu dengan gaya hidup, ubahlah segera gaya hidup Anda. Dan Anda akan merasakan manfaatnya.


Salam #AmazingPeople

Prijanto Rabbani
Trainer and People Development Specialist
Talents Mapping Practitioner
Founder Rabbani Optima Consulting

IG : @PrijantoRabbani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar