Kedudukan Ulama


Ulama memiliki kedudukan yang begitu penting bagi umat Islam. Ulama adalah pembimbing umat, tempat umat bertanya dan meminta fatwa berkenaan dengan urusan kehidupan. Karena sedemikian penting posisi ulama, sampai-sampai ulama disebut sebagai pewaris para Nabi.

Para ulama dengan ilmu yang mereka miliki telah menyampaikan mereka pada kedudukan terbaik dan derajat muttaqin, yang dengannya tinggilah kedudukan dan derajat mereka.

"Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan berilmu diantara kalian beberapa derajat, dan Dialah yang Maha Mengetahui apa yang kami kerjakan." (QS. Al-Mujadilah : 11)

Ulama, kehidupannya adalah ghanimah dan kematian mereka adalah musibah. Mereka memperingatkan orang yang lalai dan mengajari orang yang tidak tahu. Keburukan tidaklah membahayakan mereka dan kejahatan tidaklah membuat mereka takut.

Mereka adalah lentera yang menerangi para hamba, cahaya yang menyinari sebuah negeri, pemimpin umat dan mata air hikmah.

Mereka membuat setan marah dengan cara menghidupkan hati-hati para pencari kebenaran dan memadamkan hati-hati para pelaku penyimpangan.

Pemisalan mereka di dunia sebagaimana bintang-bintang yang ada di langit, yang dengannya manusia-manusia dibimbing dari gelapnya daratan dan lautan. Maka jika bintang-bintang hilang mereka akan bingung, namun jika kegelapan pergi mereka akan terang melihat.

Jika seorang ulama memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi maka wajib bagi orang-orang yang selain mereka untuk menjaga kehormatan dan mengetahui kedudukan dan derajat mereka.

Sebagaimana yang terdapat dalam hadist :

"Bukanlah bagian dari umatku, seseorang yang tidak menghormati yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, dan mengetahui hak-hak para ulama." (HR. Ahmad)

Diantara tanda-tanda rusaknya seseorang adalah jauhnya dari para ulama yang berilmu, meninggalkan fatwa-fatwa para ulama yang kompeten, dan tidak percaya dengan ahli fikih yang ahli di bidangnya. Fatwa dan ijtima'-nya dihargai saat diperlukan, saat tidak perlu ditepikan dan dibuang. 

Ketika sekelompok umat meninggalkan para ulama, mereka seakan-akan sekelompok manusia yang berada di padang pasir yang tandus dan tanah yang gersang tanpa seorang pun pemimpin yang menasehati dan seorang pembimbing yang menunjukkan jalan. Maka perkara mereka akan hancur dan berakhirlah perkara tersebut kepada kerugian dan kekalahan.

Para ulama adalah sandaran umat, tempat meminta nasehat dan petunjuk. Bila mereka tidak ada, manusia akan menjadikan orang-orang bodoh sebagai panutan, padahal mereka berfatwa tanpa ilmu dan menunjuki manusia tanpa pemahaman yang benar.

Oleh sebab itu, merebaklah kerancuan dalam berfikir, kesalahan bertindak, lalu besarlah lubang dan tenggelamlah kapal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar