Spirit Abu Thalhah


Berangkat kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, 
dan berjihadlah kamu dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. 
Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.

Qs. At-Taubah : 41

-------

Abu Thalhah Al Anshory nama aslinya adalah Zaid Sahl an-Najami. Abu Thalhah merupakan seorang sahabat yang sering disebut oleh para ahli tafsir tatkala menafsirkan Qs. At Taubah : 41 Infiru khifafan wa tsiqolan, wa jahidu bi amwalikum wa amfisikum fi sabilillah, dzalikum khairu lakum inkuntum ta'lamun.

Abu Thalhah, seorang sahabat yang tatkala menikah, calon mempelai perempuannnya (Ummu Sulaim) mengajukan mahar : agama Islam. Sebab, saat melamar Ummu Sulaim, Abu Thalhah masih belum memeluk agama Islam (kafir). Dan akhirnya masuklah ia kedalam Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, yang dibimbing langsung oleh Ummu Sulaim.

Mendengar berita ini, kaum Muslimin berkata, "Belum pernah kami dengar mahar kawin yang lebih mahal daripada mahar Ummu Sulaim. Maharnya masuk Islam."

Sejak hari itu, Abu Thalhah berada di bawah naungan Islam. Segala daya dan upayanya ia korbankan untuk berkhidmat kepada Islam.

Abu Thalhah dan istrinya, Ummu Sulaim, termasuk "Kelompok 70" yang bersumpah setia (baiat) kepada Rasulullah di Aqabah. Ia ditunjuk oleh Rasulullah menjadi kepala salah satu regu dari 12 regu yang dibentuk malam itu untuk mengislamkan Yatsrib.

Abu Thalhah adalah salah satu ahlul badar, yang memiliki kemampuan dalam memanah. Beliau adalah seorang sahabat yang begitu luar biasa berusaha melindungi Rasulullah dalam perang badar.

Beliau ikut berperang bersama Rasulullah dalam tiap peperangan yang beliau pimpin. Ia mencintai Rasulullah sepenuh hati dan segenap jiwa. Apabila Rasulullah berdua saja dengannya, dia bersimpuh di hadapan beliau sambil berkata, "Inilah diriku, kujadikan tebusan bagi diri anda, dan wajahku menjadi pengganti wajah anda."

Ketika terjadi Perang Uhud, barisan kaum Muslimin terpecah-belah dan lari tunggang-langgang. Oleh sebab itu, pasukan musyrikin sempat menerobos pertahanan mereka sampai ke dekat Rasulullah. Musuh berhasil mencederai beliau, mematahkan gigi, dan melukai bibirnya. Sehingga darah mengalir membahasi wajah Nabi. Lalu kaum musyrikin menyebarkan isu bahwa Rasulullah telah wafat.

Mendengar teriakan kaum musyrikin itu, kaum Muslimin menjadi kecut, lalu lari porak-poranda meninggalkan Rasulullah. Hanya segelintir orang yang saja yang bertahan, mengawal dan melindungi beliau. Di antara mereka adalah Abu Thalhah yang berdiri paling depan.

Semangat Abu Thalhah dalam berjihad tidak pernah kendur, pasca wafatnya Rasulullah hingga usia beliau renta, semangat jihad tersebut terus menggelora.

Pada masa Khalifah Utsman, kaum Muslimin bertekad hendak berperang di lautan. Abu Thalhah pun bersiap-siap hendak turut berjihad dengan kaum Muslimin. Anak-anaknya protes. "Wahai ayah, engkau sudah tua, engkau sudah ikut berperang bersama-sama dengan Rasulullah, bersama Abu Bakar dan Umar bin Al-Khathab. Kini ayah harus beristirahat, biarlah kami yang berperang untuk ayah," kata mereka.

Abu Thalhah menjawab, "Bukankah Allah telah berfirman: "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS At-Taubah: 41). Firman Allah itu memerintahkan kita semua, baik tua maupun muda. Allah tidak membatasi usia kita untuk berperang. Bahwa saya juga ingin syahid menemui-Nya."

Dan akhirnya syahid itupun benar didapat, tatkala melakukan perjalanan ke medan jihad. Meninggal diatas kapal, setelah mengalami sakit dan baru dikebumikan saat perjalanan setelah 9 (sembilan) hari dan baru menemui daratan, dan di pulau itu juga beliau di kebumikan. Hingga saat ini, pulau tersebut tidak diketahui di daerah mana gerangan berada. 

Spirit Abu Thalhah begitu menggelora, inilah yang mesti kita teladani hingga kapan pun sampai jiwa lepas dari raga. 

Semoga kita mampu diberikan kekuatan oleh Allah untuk mampu meneladani spirit Abu Thalhah dalam berjihad. 

Allah bersama hambanya yang teguh dan ikhlas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar