Perang Pemikiran


“Dan tiada henti-hentinya mereka memerangi kalian sehingga kalian murtad dari agama kalian, jika mereka mampu…,” [QS. Al-Baqarah: 217]

                                               __________________________________

Umat Islam, dewasa ini sedang dilanda krisis identitas. Dilain pihak, ada upaya-upaya sistematis dan destruktif yang dilakukan agar umat Islam menjauh dari ajaran agama. 

Dalam bukunya, Pengantar Memahami Al-ghazwul-fikri, Abu Ridha menyatakan, Al-ghazwul-fikri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari uslub qital (metode perang) yang bertujuan menjauhkan umat Islam dari agamanya. Ia adalah penyempurnaan, alternatif, dan penggandaan cara peperangan dan penyerbuan mereka terhadap dunia Islam.

Adapun yang melatar belakangi perang pemikiran, adalah sulitnya mengalahkan umat Islam. Semakin umat Islam berpegang dan melaksanakan ajaran Islam, maka semakin sulit dikalahkan. Karenanya, diupayakan agar umat Islam bisa menjauh dari ajaran Islam, terlebih tidak bangga menjadi orang Islam. 

*** 

Sarana utama perang pemikiran adalah merusak akhlak, menghancurkan pemikiran, melarutkan kepribadian, menghancurkan aqidah atau bahkan murtad.

Dan paling tidak, ada empat hal yang termasuk dalam program al-ghazwul-fikri ini. 

Pertama, Tasykik, yakni gerakan yang berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan akidah kaum muslimin terhadap agamanya. Misalnya, dengan terus menerus menyerang (melecehkan) Al-Qur’an dan Hadits, melecehkan Rasulullah atau mengkampanyekan bahwa hukum Islam tidak sesuai dengan tuntutan zaman.

Kedua, Tasywih, yakni gerakan yang berupaya menghilangkan kebanggaan kaum Muslimin terhadap agamanya. Caranya, memberikan gambaran Islam secara buruk sehingga timbul rasa rendah diri di kalangan umat Islam. Di sini, mereka melakukan penyesatan dan pencintraan negatif,  tentang agama dan umat Islam lewat media massa dan lain-lain, sehingga Islam terkesan menyeramkan, kejam, sadis, radikal dan lain sebagainya.

Ketiga, Tadzwib, yakni pelarutan budaya dan pemikiran. Di sini, kaum kuffar dan munafiqin melakukan pencampur-adukan antara hak dan batil, antara ajaran Islam dan non-Islam, sehingga umat Islam yang awam kebingungan dengan pedoman hidupnya.

Dan, keempat, Taghrib, yakni “pembaratan” dunia Islam, mendorong kaum muslimin agar menerima pemikiran dan budaya Barat, seperti sekularisme, pluralisme, liberalisme, nasionalisme dan lain sebagainya.

***

Disadari atau tidak, program perang pemikiran ini telah merasuk kedalam diri kaum muslimin. Tak sedikit yang terpengaruh. Mereka jadi tak bangga sebagai orang Islam, menganggap semua agama adalah sama. Tatkala agama Islam dan al Quran dinista, tak ada ghirah untuk membelanya. Bila ada orang Islam melakukan pembelaan, maka seketika dilabeli sebagai fanatik, radikal, dan berbagai label negatif lainnya. 

Wahai saudaraku….
Sadarlah, bila anda sebagai orang Islam tetapi tak bangga bahkan malu dengan Islam, maka ketahuilah  anda telah menjadi korban dari perang pemikiran ini. 


Sumber : Artikel "Perang Pemikiran" karya Ihsan Adzillah, dilakukan penambahan dan pengurangan seperlunya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar