Survei : Ahok Belum Bisa Atasi Macet dan Banjir Jakarta


Hasil survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) menyatakan jika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) belum bisa atasi macet dan banjir Jakarta.

Menurut hasil survei, mayoritas masyarakat menganggap Gubernur DKI Jakarta ini cukup memimpin ibu kota negara ini sampai masa tugasnya berakhir tahun 2017. 

"Pekerjaan rumah terbesar Ahok (sapaan Basuki) adalah dalam mengatasi kemacetan dan menyelesaikan banjir. Ketidakpuasan responden sangat besar pada dua hal ini," kata Juru Bicara KedaiKOPI Hendri Satrio kepada Antara di Jakarta, Minggu (24/5). 

Hendri yang juga Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina mengatakan tidak mudah menyelesaikan banjir dan kemacetan, namun bila ingin ada perubahan, Ahok bisa berkonsentrasi pada perbaikan kinerja pelayanan publik di Jakarta. 

Teknis survei ini dengan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur (structured interview) terhadap 450 orang responden. Responden adalah pemilih yang telah berusia 17 tahun ke atas atau sudah memenuhi syarat pemilih ketika survei dilakukan. 

Survei dilakukan terhadap 450 responden dengan Margin of Error (MoE) +/- 4,62% pada tingkat kepercayaan 95%. 

Hasil survei KedaiKOPI menyebutkan bahwa saat responden ditanya apakah mereka akan memilih Ahok lagi sebagai Gubernur, 43% responden menyatakan tidak akan memilih lagi walaupun 34% menyatakan akan memilih lagi sementara sisanya tidak menjawab. 

Ahok meraih level cukup puas sebesar 42,3%, kurang puas 35%, tidak puas sama sekali 10%, sangat puas 7,7% sementara sisanya sebanyak 5% tidak menjawab. 

Masyarakat mengapresiasi pelayanan publik yang cepat selama kepemimpinan Ahok. Sebanyak 53,1% responden puas dalam layanan publik, sementara 42,3% tidak puas pada kecepatan pelayanan publik.

Ketidakpuasan dalam mengatasi kemacetan mencapai 85% sementara ketidakpuasan dalam menyelesaikan banjir mencapai 75,8%. [inilah.com]

1 komentar:

  1. Saya hanya menduga, tp ada kemungkinan opini partisipan survei di "arahkan" krn topik yg diangkat hanya masalah kemacetan dan banjir, padahal kinerja bpk Ahok seharusnya tidak hanya dinilai dari segi itu. Banyak prestasi dia yg benar2 cemerlang, seperti membongkar korupsi di RAPBD.

    Mungkin teman2 pikir saya kurang masuk akal, tp sbg lulusan psikologi saya tahu ada potensial korelasi antara kedua hal di atas (pertanyaan ttg kinerja di bidang menangani kemacetan dan pertanyaan apakah partisipan akan memilih lagi), karena dua hal itu ada di dalam satu survei.

    - Benny

    BalasHapus