Batik Jatiwangi Khas Blora



Seperti daerah lainnya di Indonesia, seni membatik kini mulai merambah masyarakat Blora. Batik yang merupakan identitas masyarakat Jawa dan telah diakui badan kebudayaan internasional sebagai budaya khas Indonesia, kini mulai muncul berbagai varian. Makin memperkaya motif, salah satunya adalah batik Jatiwangi, sebuah seni batik yang terinspirasi dari daun dan serat kayu jati. Kini , batik Jatiwangi di klaim sebagai batik asli Blora.

Mariana, pemilik Rumah Batik Mustika Blora mengatakan batik sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia mempunyai nilai yang tinggi dan abadi sepanjang masa yang wajib kita lestarikan. Namun tetap harus dilakukan upaya untuk melestarikannya.

Seperti halnya batik Blora telah berikan nuansa khas dalam lukisan batiknya, dengan ornamen atau gambar daun dan serat kayu jati, sebagai dasar dari semua desain batik Jatiwangi. Motif-motif desain Batik Mustika Blora banyak terlahir dari imajinasi Mariana sendiri dengan mengekplorasi kekayaan alam. 

“Motif batik ini saya desain sendiri dengan mengeksplorasi kekayaan alam yang ada di Blora.”

“Makanya Mas, motif-motif daun dan batang saya kombinasi dengan warna untuk karya batiknya agar tidak monoton. Warna dan desain harus dapat memenuhi selera konsumen dan pasar,” ucapnya.

Inovasi batiknya tentu tidak lepas dari konsep awal Batik Mustika Blora yang masih menggunakan motif tradisional. “Biar motif batik Indonesia juga tetap lestari,” tambahnya.

Wanita kelahiran Blora, 2 Juni 1974 ini mengaku jatuh cinta dengan batik karena nilai seninya yang tinggi. Menurutnya, batik sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia mempunyai nilai tinggi dan abadi. Namun tetap harus dilakukan upaya untuk melestarikannya.

Selain berinovasi dengan berbagai macam motif batik, Mariana mempunyai misi untuk mengenalkan Batik Mustika Blora kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Setelah lama mempelajari batik, Mariana mulai membuka Rumah Batik Mustika Blora pada 2009. Kecintaannya terhadap batik membuat Mariana lebih mendalami batik secara otodidak. Saat awal memulai bisnis batik, ia menjual batik milik orang lain. Mariana juga mulai terdorong untuk belajar mendesain karya batiknya sendiri. 

”Kami telah menggeluti usaha batik sejak 2009 dengan fokus motif khas Blora, melalui penggalian sumber daya alam yang ada di Blora ini dan dari berbagai literatur guna menemukan kekhasannya,” ujar.

Dia merintis usaha tersebut atas keprihatinan terbatasnya oleh-oleh khas Blora. “Saya mempelajarinya sendiri, mulai dari desain hingga proses produksi,” kenangnya.

Kendati tidak memiliki sejarah dalam dunia perbatikan di tanah air, namun ternyata kehadiran batik-batik asal Kota Jati ini sangat digemari oleh masyarakat. Tak hanya di Blora sendiri, banyak masyarakat luar daerah yang juga tertarik dengan batik Blora.

Hal itu dikemukakan oleh alumni ITN Malang 1991, pengrajin Batik Mustika Blora, Desa Turirejo, Kecamatan Jepon, Blora. “Batik Blora sangat potensial untuk dikembangkan, karena ternyata banyak masyarakat luar daerah yang tertarik,” ungkapnya. 

Memperjuangkan Hak Paten 

Mengingat prospek batik Blora yang sangat bagus, maka ia berharap batik-batik di Blora segera dibantu pemerintah agar mendapatkan hak paten. “Saat ini beberapa batik sedang digarap Bappeda untuk dicarikan hak paten. Bapak Bupati Blora juga mengisyaratkan 2012 nanti PNS dan pelajar di Blora harus memakai batik. Ini tentu peluang untuk menumbuhkan kerajinan batik di Blora,” ujarnya

Kreasi batik sekarang terus digalakkan agar generasi muda bisa tampil modis dan elegan. Pada zaman modern ini, pakaian batik sudah banyak mengalami revolusi. “Sudah banyak sekali desain baju batik yang telah mengalami perubahan ke desain batik modern untuk dapat mengimbangi fashion,” ujar ibu dari Natasha Aurelia dan Marco Antonio.

“Sekarang, orang-orang pergi ke pesta mewah sekalipun telah menggunakan batik sebagai pakaian maupun gaunnya.”

Bahkan, lebih lanjut wanita yang punya hobi menyanyi itu mengatakan, para pegawai negeri, siswa sekolahpun diwajibkan untuk memakai seragam batik pada Batik Day. Hal ini merupakan hal positif bagi perkembangan desain batik modern di Indonesia.

“Masyarakatpun mulai ‘melek’ fashion sebagai akibat perkembangan mode batik yang berkembang pesat,” lanjutnya.

“Penggunaan batik sudah bergeser dari hanya digunakan pada acara resmi menjadi digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Hal ini membuat bisnis batik juga berkembang pesat.” 

Jadi pasar batik sekarang makin luas dari mulai kalangan bawah, menengah, dan atas. Potensi pasar dari masing-masing segmen sangat potensial ,tinggal bagaimana kita mengolah pasar yang potensial itu menjadi keuntungan.

Sumber : majalah-lifestyle.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar