Marhaban Ya Ramadhan


Marhaban Ya Ramadhan. Begitu bunyi sekian banyak spanduk di jalan raya menyambut bulan Ramadhan. Ia dipahami oleh banyak orang kebanyakan dalam arti “Selamat datang”. Itu tidak salah, tetapi amat sederhana. Kata marhaban terambil dari kata raheb yang berarti luas/lebar. Ia diucapkan kepada tamu untuk menggambarkan bahwa ia disambut dengan hati lapang penuh kegembiraan.

Seorang muslim perlu membangun sikap positif dalam menyambut bulan Ramadhan. Bahkan berdasar hadist Rasulullah sejak dua bulan sebelum datang Ramadhan sudah mengajukan doa dalam rangka Tarhib Ramadhan atau welcoming Ramadhan.

"Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban dan berkahilah kami di bulan Ramadhan." (HR. Ahmad)

Hadist diatas seolah mengisyaratkan bahwa Nabi punya kebiasaan menyambut kedatangan bulan Ramadhan bahkan dua bulan sebelumnya. Artinya, Nabi ingin menggambarkan betapa istimewanya bulan Ramadhan sehingga dua bulan sebelumnya seorang Muslim sudah mulai mengkondisikan diri menyambut Ramadhan.

Mengapa Ramadan dipandang sebagai bulan istimewa?

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, katanya : Rasulullah bersabda : "Apabila tiba bulan Ramadhan, dibuka pintu-pintu surga dan ditutup pintu-pintu neraka serta syetan-syetan dibelenggu." (HR. Muslim)

Lalu mengapa kita masih menyaksikan kejahatan dan kemaksiatan di bulan Ramadhan?

Al Qurthubi mengatakan :"kemaksiatan itu disebabkan oleh sejumlah faktor selain syetan, seperti jiwa yang buruk, kebiasaan tidak baik dan syetan dari jenis manusiai."

Oleh karenanya, seberapa besar kebaikan akan diperoleh seseorang sangat bergantung kepada bagaimana menyikapi dan menyambut bulan Ramadhan. Bila ia sikapi dan sambut Ramadhan dengan suka cita, Ramadhan akan menjadi pembuka rahmat Allah dan pintu surga baginya.

Sebaliknya, bila tidak peduli dengan kesucian Ramadhan maka jangan harap akan bisa memperoleh kebaikan darinya. Sangat mungkin malah menjadi orang yang penuh kegusaran di bulan Ramadhan. Sebuah rasa gusar yang menghasilkan penyesalan di saat api neraka sudah terlihat di depan matanya.

Rasulullah bersabda:"Bila tiba alam pertama bulan Ramadhan para syetan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pints-pintu Neraka ditutup dan tak satupun yang dibuka dan pint-pintu surga dibuka dan tak satupun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan:"Wahai para pemburu kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah)." Dan Allah memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam. (HR. At-Thirmidzi)

Rasul berpesan agar melakukan empat hal pokok dalam bulan mulia ini. Dua di antaranya menjadikan Allah ridha, yaitu mengakui keesaan-Nya dan memohon ampunan-Nya, sedang dua lainnya—menurut Rasul—jangan tidak diusahakan meraihnya, yaitu memohon surga dan berlindung dari neraka.

Mengesakan Allah bukan sekadar mengakui wujud-Nya yang tidak berbilang, tidak berunsur, tidak beranak dan diperanakkan, tetapi juga tidak mempersekutukan-Nya dalam beribadah, yakni tidak pamrih. Bahkan tidak berkelompok-kelompok yang saling berseberangan sehingga berakibat terpecahnya kesatuan masyarakat (QS. ar-Rum : 32).

Memohon ampunan-Nya menuntut pengakuan dosa disertai dengan penyesalan yang mendalam yang mengantar kepada permohonan maaf dan ampun, baik terhadap Allah maupun sesama manusia.

Memohon surga dan menghindar dari neraka adalah dengan beramal saleh, yakni mengerjakan yang wajib lalu memilih prioritas sunah yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi. Shalat sunah di waktu malam baik, tapi jangan itu menjadi penyebab terabaikannya kewajiban di kantor. Mengkhatam al-Qur’an baik, tetapi lebih daripada itu adalah mempelajarinya dan memahami maknanya lalu mengamalkannya walau hanya sekian ayat.

Dalam konteks meraih surga dan menghindari neraka, Nabi saw. berpesan, “Hindarilah neraka walau dengan separuh kurma.” Maksud beliau, jangan segan melalukan kebaikan walau terasa kecil atau sedikit karena yang kecil lebih baik daripada tiada dan yang sedikit bila berulang menjadi banyak. Beliau juga menyampaikan bahwa, “Seorang yang bergelimang dosa diampuni Allah karena memberi minum seekor anjing.”

Di kali lain beliau bersabda, “Seorang wanita dimasukkan ke neraka karena mengurung seekor kucing tanpa memberinya makan atau melepaskannya mencari sendiri makanannya.” Kedua contoh di atas adalah amal-amal sederhana, tapi Allah menilainya besar karena keikhlasan dan kasih sayang sosok yang memberi minum anjing dan karena keangkuhan dan ketidakpedulian yang mengurung kucing itu.

Semoga bermanfaat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar